Kamis, 12 April 2018

Goethe-Institut Indonesien mengajak intelektual muda Muslim

ilustrasi
Goethe-Institut Indonesien mengajak intelektual muda Muslim dari Indonesia untuk muengambil bagian dalam program kajian “Kehidupan kaum Muslim di Jerman” (Life of Mslims in Germany). Para peserta yang lolos seleksi akan berkunjung ke Jerman pada tanggal 7-21 Juli 2019. Para peserta akan mengunjungi program studi Islam pada universitas-universitas Jerman, bertemu dengan komunitas Muslim, serta bertukar pikiran dengan organisasi Islam dan organisasi pemuda Islam. Program ini didanai sepenuhnya oleh Goethe-Institut.

Persyaratan: 
Laki-laki maupun perempuan berusia maks. 38 tahun
Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris
Berpartisipasi aktif dalam organisasi Islam, melakukan penulisan jurnalistik mengenai topik Islam, melakukan riset akademis mengenai Islam
Mengisi formulir dengan melampirkan dokumen pendukung lengkap
Untuk informasi selengkapnya, silakan unduh berkas PDF terlampir. Lamaran dapat diajukan sampai dengan 20 April 2018. Harap kirim lamaran Anda melalui sistem aplikasi daring.
Read More

Minggu, 08 April 2018

Safe Link Bapak

Om Awas
Template Safelink Blogger Terbaik - kali ini saya akan membagikan/memberitahukan kepada sobat semua beberapa template safelink terbaik untuk blogger/blogspot, cocok untuk sobat yang ingin membuat blog safelink sendiri menggunakan blogger.

Blog safelink juga sangat cocok untuk para pemilik blog download atau pemilik blog yang banyak link externalnya pastinya bisa menjadi solusi untuk menambah penghasilan dengan memasang iklan di blog safelink.

Langsung ke topik berikut beberapa template safelink terbaik yang pastinya sudah memiliki fitur lengkap dan sudah responsive serta ada versi gratisnya juga.

Read More

Selasa, 20 Oktober 2015

Gerakan Sekolah Ramah Anak Mesti Digalakkan

Dua anak melihat kawannya bermain bola di Tugu Tani, Jakarta, Jumat (2/10/2015). Pemprov DKI Jakarta akan menambah ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) sebanyak 150 lokasi dengan menggunakan dana dari program CSR. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Dua anak melihat kawannya bermain bola di Tugu Tani, Jakarta
Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur meminta digalakkannya program Gerakan Sekolah Ramah Anak sebagai bentuk upaya pencegahan kekerasan yang melibatkan anak sebagai bentuk menindaklanjuti program pemerintah provinsi setempat.

"Pada 1 September lalu, Dinas Pendidikan Jatim sudah mencanangkannya dan kami harap tidak sekadar program formalitas," ujar Ketua Divisi Data dan Riset LPA Jatim Isa Ansori kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, program tersebut sebagai salah satu Langkah antisipasi yang dilakukan selain introspeksi karena berupa tindakan nyata dengan tak berhenti menggerakkan wujud pencegahan, antara lain dengan menggalakkan gerakan sekolah ramah anak.

"Gerakan ini terfokus ke pencegahan, kemudian penanggulangan. Seluruh sekolah harus melakukannya dan Dinas Pendidikan masing-masing daerah yang menegaskannya," ucapnya.

Gerakan ini antara lain terkait sistem pendidikannya, sarana prasarananya, pengelolaannya, perwujudan sikap ramah tamah dan saling menghargai antarsesama dan berbagai cara lain tentang bagaimana agar anak antikekerasan.

Berdasarkan catatan, kata Isa, rentetan kasus kekerasan terhadap anak terus terjadi setiap harinya di Jawa Timur, bahkan bisa dikategorikan tinggi.

Berdasarkan data LPA Jatim, pada tahun ini sejak Januari sampai Juli telah terjadi 263 kasus yang melibatkan anak, dengan Surabaya menjadi daerah terbanyak kejadian dengan 74 kasus.

Berikutnya Lamongan dengan 22 kasus, Jombang 21 kasus, Mojokerto 13 kasus, Malang 12 kasus, Tuban 10 kasus, Gresik, Sidoarjo dan Sampang 9 kasus, Pasuruan 7 kasus, Lumajang 5 kasus, Situbondo 4 kasus, Banyuwangi dan Probolinggo 3 kasus, Kediri dan Jember 2 kasus, serta masing-masing 1 kasus terjadi di Sumenep, Magetan dan Pamekasan.

Pihaknya mencatat mayoritas atau sekitar 80 persennya merupakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang dekat dan kenal.

"Kami juga mencatat kebanyakan terjadi di sekolah, kemudian lingkungan sekitar tempat tinggal. Hal ini mengindikasikan bahwa sekolah belum menjadi tempat aman bagi anak-anak," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan bahwa saat ini pemerintah provinsi sedang meminimalisasi terjadinya kasus kekerasan terhadap anak.

"Salah satu upayanya dengan membentuk satgas perlindungan anak yang kesepakatannya nota kesepahaman melalui sinergi tiga pilar, yakni Gubernur Jatim, Kapolda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut mengaku prihatin terhadap kondisi kekerasan yang melibatkan anak ini dan perwujudan pencegahannya juga akan diteruskan ke pemerintah kabupaten/kota se-Jatim.



 health.liputan6.com 
Read More
Loading...

loading...